Asep Irawan, Direktur Wakafpro 99, Sinergi Foundation memiliki prinsip seperti mata elang alias fokus dalam satu tujuan besar. Hal itulah yang ia praktekkan saat mengembangkan Firdaus Memorial Park (FMP). Asep mengaku menyiapkan konsep pemakaman wakaf FMP sejak tahun 2010 hingga akhirnya dilakukan soft launching pada Desember 2013.
Pria kelahiran Oktober 1976 ini mengaku, saat fokus mengembangkan konsep FMP, dia mendapat tawaran melanjutkan kuliah S2. “Saat itu saya tolak untuk mengambil kuliah S2 karena saya harus fokus dalam mengembangkan FMP dan direktorat wakaf,” ujar pria yang lahir di Bandung ini.
Asep mengaku lebih baik menunda pendidikan masternya daripada akhirnya justru menemukan banyak benturan saat menjalani keduanya. Dia percaya pengalaman merupakan guru yang paling berharga.
Asep mengingat, setelah menyelesaikan STM memilih bekerja sambil kuliah. Kondisi ini justru menjadi bumerang, karena dia tak mendapat hasil maksimal. Selain berganti-ganti pekerjaan, gelar sarjananya diperoleh dalam waktu tujuh tahun.
Maklum, kala itu, manajemen FMP belum rapi seperti saat ini. Bahkan dia pernah menyetir sendiri ambulans untuk mengantar jenazah lantaran belum punya supir.
Namun, kini, manajemen FMP sudah berjalan baik. Sudah ada tim yang mengurus pemulasaraan jenazah hingga proses pemakaman. Jadi, sudah ada orang-orang yang menggali kubur dan pengemudi ambulans.
Karena sistem yang sudah berjalan, maka Asep pun berniat melanjutkan pendidikannya pertengahan 2016. Dia mengaku tawaran yayasan masih tetap berlaku baginya. “Rencananya ingin ambil jurusan manajemen bisnis untuk mendukung pekerjaan saya,” ungkap pria lulusan sarjana ekonomi Universitas Pasundan, Bandung ini.